Cara Terbaik Edukasi Anak Dalam Menonton Agar Sesuai Usianya

Di era digital sekarang ini tentu tidaklah mudah dalam memberikan pengawasan kepada anak. Sebab, dia sudah terbiasa memang smartphone yang di dalamnya terdapat data sehingga mampu menonton apapun yang disukainya. Jika yang di tonton baik tentu tidak masalah tetapi jika sebaliknya tentu ini sangat berbahaya. Dengan itu maka perlu edukasi anak terkait mana video atau tayangan yang boleh di lihat dan tidak.

Sangat Baik

Untuk tontonan yang perlu dan wajib di tonton bagi anak adalah hal-halnya sifatnya terkait dengan moral dan ini merupakan edukasi terbaik baginya. Bentuk tontonan ini seperti ceramah agama, pendidikan akhlak dan yang lainnya. Tontonan ini dianggap penting karena ada kaitannya dengan sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari

Baik

Kategori tontonan atau video yang masuk dalam kategori ini tentu segala sesuatu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Misalnya saja bagaimana belajar menghitung cepat, belajar bahasa asing dan yang lainnya. Ini menjadi penting karena ilmu-ilmu seperti ini wajib dikuasai agar anak tersebut bisa lebih cerdas ketika kelak sudah dewasa.

Biasa Saja

Untuk tontonan selanjutnya yang perlu kamu berikan kepada anak adalah video yang sifatnya netral. Bentuk tontonan ini tentu bisa berupa apa saja termasuk di dalamnya film atau video lainnya. Tontonan seperti ini bisa dijadikan ketika anak sedang dalam santai dan ini bisa menjadi penghibur bagi dia

Buruk

Untuk video atau tontonan yang terakhir ini tentu yang harus dibatasi bagi anak agar tidak terbiasa. Salah satu tontonan yang wajib dihindari adalah sesuatu yang berkaitan dengan tindak kekerasan atau video yang terlarang. Hal seperti ini agar sangat berbahaya jika terus dibiarkan dan bisa menjadi kepribadian yang buruk ketika dewasa.

Itulah beberapa cara edukasi anak pada saat menonton sesuatu di internet atau di media lainnya. Harap bagi kamu sebagai orang tua untuk terus memberikan pemahaman yang bisa membuat anak tersebut patuh. Dikatakan demikian karena anak itu lebih condong pada tontonan-tontonan yang lebih bersifat kekerasan atau yang terlarang tersebut.